CARA
PENULARAN PENYAKIT TBC
Menular
melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mikobakterium tuberkulosa yang
dilepaskan pada saat penderita TBC batuk. Bakteri akan berkembang biak menjadi
di paru-paru dan menyebar ke melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening.
Maka infeksi TBC terjadi diseluruh organ tubuh seperti otak, ginjal, dan
lainnya namun paling sering adalah paru-paru.
Melalui
reaksi imunologis bakteri TBC ini akan berusaha dihambat melalui
pembentukan dinding di sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru. Jaringan di sekitarnya
menjadi jaringan parut dan bakteri TBC akan menjadi dormant. Bentuk dormant
yang terlihat sebagai tuberkel pada pemeriksaan foto rontgen. Beberapa hal yang
terjadi :
Dengan
sistem imun yang baik kuman tetap
berbentuk dormant.
Dengan
sistem imun yang kurang, bakteri berkembang
tuberkel bertambah membentuk
ruang dalam paru menjadi sumber
produksi sputum (dahak).
Seseorang
yang memproduksi sputum diperkirakan sedang mengalami pertumbuhan tuberkel
berlebih dan positif terinfeksi TBC.
Meningkatnya penularan infeksi
disebabkan :
memburuknya kondisi sosial ekonomi,
Kurang
optimalnya fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat,
jumlah penduduk yang tidak mempunyai tempat
tinggal
Dan daya tahan tubuh yang
Jumlah kuman merupakan faktor yang
memegang peranan penting dalam terjadinya infeksi TBC
A.
KLASIFIKASI
TBC
Klasifikasi
penyakit dan tipe penderita TB memerlukan definisi kasus. Empat hal diperlukan
untuk menentukan definisi kasus :
ü Organ
tubuh yang sakit : paru atau ekstra paru
ü Hasil
pemeriksaan dahak secara mikroskopis langsung : BTA positif atau BTA negative
ü Riwayat
pengobatan sebelumnya : baru atau sudah pernah diobati
ü Tingkat
keparahan penyakit : penyakit ringan atau berat
F.1 Klasifikasi :
· Menurut organ yang diserang :
} Tuberculosis
Paru : menyerang jaringan paru, tidak termasuk pleura. Menurut pemeriksaan dahak, TB Paru dibagi menjadi 2
yaitu : BTA (+) dan BTA (-)
} Tuberculosis
Ekstra Paru: menyerang organ tubuh selain jaringan paru, seperti pleura
(selaput paru), selaput otak, selaput jantung, kelejar limfe, tulang,
persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin dan lain-lain. Menurut tingkat keparahan:
a) Tuberkulosis
Ekstra Paru Ringan, misal : TB kelenjar limfe, tulang (kecuali tulang
belakang), sendi dan kelenjar adrenal.
b) Tuberkulosis
Ekstra Paru Berat, misal : meningitis,
perikarditis, peritonitis, TB tulang belakang, TB usus, TB saluran
kencing dan alat kelamin.
F.2 TIPE PENDERITA
a.
Kasus
baru : penderita yang sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan
b.
Kambuh
: pernah terapi TB dan dinyatakan sembuh, kembali berobat dengan hasil BTA (+).
c.
Transfer
in : pasien yang pindah tempat berobat satu tempat ke tempat lain.
d.
Kasus
berobat setelah lalai (pengobatan setelah drop-out) adalah penderita TB
yang kembali berobat dengan hx px dahak BTA (+) putus berobat 2 bulan atau
>.
e.
Failute
: pasien yang hx px BTA (+) atau kembali menjadi positif pada bulan ke
lima atau lebih selama pengobatan.
f.
Lain-lain.
g.
Manifestasi
Klinis
a) Gejala
Umum : Batuk terus menerus dan berdahak selama 3 minggu / <
b) Gejala
lain yang sering dijumpai :
ü Dahak
bercampur darah
ü Batuk
darah
ü Sesak
nafas dan rasa nyeri dada
ü Badan
lemah, nafsu makan menurun, berat badan menurun, rasa kurang enak badan
(malaise), berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan, demam meriang < 1bln.
H.
Pemeriksaan
Kondisi
fisik : konjungtiva mata atau kulit yang pucat karena anemia, suhu demam
(subfibris), badan kurus atau berat badan menurun, suara yang ronkhi basah, kasar,
dan nyaring. Pemeriksaan yang dijalankan :
Pemeriksaan
Rontgen : menunjukkan gambaran yang
bermacam macam dan tidak dapat dijadikan gambaran diagnostik yang absolut.
Pemeriksaan
laboratorium : LED
Penemuan
BTA pada Dahak , bilasan bronkus ,bilasan lambung ,cairan pleura atau jaringan
paru adalah sangat penting untuk mendiagnosa TBC Paru.
Pemeriksan sputum :
Cara mengambil sample : penderita kumur mulut dulu
sebelum mengeluarkan sputumnya. Sputum yang baik adalah sputum pagi.
Pemeriksaan sputum meliputi :
A. Pemeriksaan Makroskopis :
Banyaknya sputum yang
dikeluarkan ( Jumlah ) :
Pada
orang sehat tidak ditemukan, Pada penderita dipengaruhi oleh penyakit yang
diderita dan stadium peyakit. Jumlah
yang besar : > 100ml/24 jam dan >500ml/24 jam ditemukan pada edema
plumonum, abces paru-paru, bronchiectasi, tubercolusis pulmonum yang lanjut pada
abces yang menembus paru-paru.
¢
Bau :
Diuji
pada keadaan segar, tiap macam sputum yang didiamkan lama akan berbau busuk.
Bau busuk biasanya berasal dari : gangrena dan abces pulmonum.
¢
Warna
Biasanya sesuai dengan stadium penyakitnya. Bila :
ü Warna abu-abu /kuning : pus & sel epitel
ü Warna merah : pendarahan segar
ü Warna merah-coklat
: darah tua.
ü Warna hitam :
debu hitam yang masuk jalan pernapasaan
¢ Konsistensi: dipengaruhi oleh macam penyakitnya dan stadiumnya.
Sputum sereus didapat pada edema pulmonum, bronchitis dan pneumonia lobaris.
Selain itu, dilihat juga konsistensi campuran seperti seropurulent,
sacopurulent, serohemoragik.
¢ Volume sputum dapat
dilihat terjadinya lapisan-lapisan kalau sputum didiamkan: Atas lapisan
berbusa, lapisan tengah lapisan cairna keruh, bawah lapisan tersusun sediment :
pus, jaringan, kuman-kuman
¢ Unsur-unsur khusus, caranya tuangkan sputum ke cawan petri hingga
menyusun lapisan tipis yang diteliti terhadap latar belakang hitam dengan
memakai lup. Perhatikan adanya :
ü Butir keju ; potongan-potongan kecil berwarna kuning
yang berasal jaringan nekrotik, didapat pada tuberculosis pulmonum, gengrena,
dan actinomycosis.
ü Uliran Curschman ; benang kuning berulir yang sering
dilihat benang pusat didapat pada bronchiale.
ü Tuangan bronchi ; bahan tuangan itu adalah fibrin,
besarnya itu tergantung dari besarnya bronchus tempat terbentuknya didapat pada
bronchitis fibrinosa dan pneumonia.
ü Sumbatan Dittrich ; benda kuning-putih yang dibentuk
dalam bronchi. Ditemukan pada ama bronchiale, bronchitis, dan bronchietasi.
Sumbatan dittrich tersusun dari sel-sel rusak, lemak dan bakteri. Dan sukar
dibedakan dengan tuangan bronchi.
B. Pemeriksaan Mikroskopis sputum
B.1 Dengan Sediaan Natif : pilihlah sebagian dari sputum yang mengandung
unsur-unsur, taruhlah diatas kaca objek gelas dan tutuplah dengan kaca penutup.
Periksa dibawah mikroskop dengan pemebesaran 10X dan 40X dan untuk pemeriksaan ini perhatiakan :
- Lekosit dan
erytrosit
- Sel-sel
yang mengandung pigment:
a)
Heart failure cell, yaitu sel
besar, berinti satu yang mengandung hemosiderin berupa butir kuning. Cara kerja : pada sediaan teteskan 1 tetes
larutan K ferrosianida, diamkan, tambahkan 1 tetes larutan HCl 5%, maka butir hemosiderin akan berwarna
biru. Terdapat di kongesti paru-paru dan juga infarct paru-paru.
b)
Sel-sel
yang berisi karbon berbutir-butir, didapat
pada anthracosis dan pada orang-orang yang banyak merokok.
- Serat
elastic : serat halus, agak kuning, berombak-ombak dengan ujungnya
terbelah. Menandakan parenchym paru-paru sedang dirombak. Cara kerjanya :
sputum diencerkan dengan air terrlebih dahulu, tambahkan larutan NaOH
10-20% untuk mencairkan, kemudian bahan dipusing dan sediment diperiksa
lagi.
- Kristal-kristal
yang biasanya didapat Kristal Charcot-leyden, Kristal asam lemak,
cholesterol, leucine, tyrosine dan hematoidin.
- Fungi,
untuk memeriksaan ini perlu
dilakukan pembiakaan.
- Sel epitel,
lekosit dan sel eosinofil lebih banyak dinyatakan dengan sediaan pulasaan.
B.2
Dengan Sediaan Pulasaan : yang
dipakai Wright-Giemza, pulasan gram, dan
pulasan terhadap kuman tahan asam. Untuk pemeriksaan gram lebih bermakna,
sebaiknya sputum yang diperoleh dicuci beberapa kali dengan larutan gram steril
supaya kuman-kuman yang melekat hanya panda unsur-unsur sputum dan yang tidak
berasal dari bronchi menjadi hanyut. Jika tidak hendak memakai sputum yang dipekatkan terlebih dulu untuk
mencari bakteri tahan asam, carilah sebagian dari sputum itu yang terkeju atau
purulent untuk dijadikan sediaan yang lebih tipis. Cara kerja :
¢ Masukkan 2-4 ml sputum dan NAOH 4 % ke tabung centrifuge, homogenkan
selama 5- 10 menit.
¢ Pusing selam 15-30 menit pada 3000 rpm
¢ Buang cairan atas dan tambah methly red pada
sediment hingga menjadi warna merah.
¢ Netralkan sediment dengan HCl 2N dengan hati-hati
dalam tabung hingga menjadi warna merah jambu kekuning-kuningan
¢ Kemudian pakai untuk membuat sediaan pulasaan.
I. Pengobatan tuberkulosis
Saat ini telah dapat dilakukan pengobatan TBC secara
efektif dan dalam waktu yang relatif singkat. Program pengobatan tersebut
dikenal dengan nama DOTS (Direct Observed Treatment Shortcourse). Obat
yang digunakan adalah kombinasi dari Rifampicin, Isoniazid, Pyrazinamid,
Ethambutol, dan Streptomycin. Pengobatan dilakukan dalam waktu 6-8 bulan secara
intensif dengan diawasi seorang PMO (Pengawas Menelan Obat) untuk meningkatkan
ketaatan penderita dalam minum obat.
J.PERTANYAAN YANG DIAJUKAN
I.
BAGIAN PERTAMA
A.
Kenapa TBC
banyak menyerang usia 15-35 tahun ?
B.
Apa itu garis
fibrotic dan jelaskan mekanismenya ?
C.
Unsur-unsur
khusus dalam mikroskopis ?
II.
BAGIAN KEDUA
A.
Mengapa pada TB
paru, pleura tidak ikut terserang ?
B.
Kenapa
pengobatan harus selama 6-8 bulan dan intesif ?
C.
Mengapa sebelum
pemeriksaan sputum harus berkumur dulu dan apa hubungannya dengan pemeriksaan ?
III.
BAGIAN KETIGA
A.
Gejala apa yang
timbul bila menyerang kulit, otak, paru, dan ginjal ?
B.
Apa beda extrak
paru berat dan paru ringan dilihat dari gejala dan tempatnya ?
C.
Mengapa pada
extrak paru ringan tidak menyerang tulang belakang sedangkan pada extrak paru
berat menyerang tulang belakang, jelaskan ?
K.
JAWABAN
I.
Bagian pertama
A.
Karena TBC biasanya banyak menyerang
orang-orang pada usia produktif yaitu pada usia 15-35 tahun.
B.
Garis fibrotk : garis halus yang terlihat pada
foto rontgen, yang disebabkan oleh koman M.TBC yang ada dalam paru-paru.
Mekanismenya : M. Tbc
dalam paru-paru bersifat dormant akan terlihat sebagai garis halus saat
foto rontgen yang dinamakan garis fibrotik.
C. Butir keju ; potongan-potongan
kecil berwarna kuning yang berasal jaringan nekrotik, didapat pada tuberculosis
pulmonum, gengrena, dan actinomycosis.
Uliran Curschman ; benang kuning
berulir yang sering dilihat benang pusat didapat pada bronchiale.
Tuangan bronchi ; bahan tuangan itu
adalah fibrin, besarnya itu tergantung dari besarnya bronchus tempat
terbentuknya didapat pada bronchitis fibrinosa dan pneumonia.
Sumbatan
Dittrich ; benda kuning-putih yang dibentuk dalam bronchi. Ditemukan pada ama
bronchiale, bronchitis, dan bronchietasi. Sumbatan dittrich tersusun dari
sel-sel rusak, lemak dan bakteri. Dan sukar dibedakan dengan tuangan bronchi.
II.Bagian kedua
A. Karena
TB paru hanya menyerang organ pada jaringan paru sedangkan pleura hanya melapisi
atau sebagai selaput paru-paru, sehingga pleura tidak ikut terserang.
B. M.
Tbc itu dibagi menjadi empat
C. Berkumur
sebelum mengeluarkan sputum tidak diwajibkan hal itu biasanya disaran agar
mendapatkan sputum yang tidak bercampur dengan sisa-sisa makanan,
bakteri-bakteri dalam mulut sehingga saat sputum diperiksa tidak menimbulkan
kesalahan.
III. Bagian ketiga
A. Gejala yang timbul
dibagian kulit :
Gejala yang timbul dibagian otak : maka akan timbul TB meningitis
ü Gejala yang timbul
dibagian paru : Batuk terus
menerus dan berdahak selama 3 minggu / <, Dahak bercampur darah
ü Batuk darah
ü Sesak nafas dan rasa nyeri dada
ü Badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan
menurun, rasa kurang enak badan (malaise), berkeringat malam walaupun tanpa
kegiatan, demam meriang < 1bln.
Gejala yang timbul dibagian ginjal : bila diginjal kurang begitu
spesifik.
B.
Perbedaan ekstrak paru berat dan ekstrak paru ringan
dilihat dari gejala dan tempatnya. Menurut tempatnya : bila kuman TB itu
menyerang bagian tubuh yang sangat penting atau organ-organ vital maka akan
termasuk dalam TB ekstrak paru berat seperti : meningitis, perikarditis,
peritonitis, TB tulang belakang, TB usus, TB saluran kencing dan alat kelamin,
sedangkan bila menyerang bagian tubuh selain organ-organ vital maka akan
termasuk dalam TB ekstrak paru ringan seperti : TB kelenjar limfe, tulang
(kecuali tulang belakang), sendi dan kelenjar adrenal. Menurut gejala sesuai
dengan daerah atau organ yang diserang kuman TB tersebut.
C.
Karena
tulang belakang termasuk dalam bagian organ vital tubuh manusia sehingga
termasuk dalam TB ekstrak paru berat bukan yang ringan. Dan sedangkan pada
TB ekstrak paru ringan yang diserang
seperti tulang pada tangan, kaki, dan tulang lain kecuali tulang belakang tadi.
Daftar
Pustaka :
ü Gandasoebrata, R. 1984.Penutun Laboratorium Klinik.
Ed. Ke-5 Jakarta : Penerbit Dian
Rakyat.
ü Zulkifli Amin, Asril Bahar, 2006. Tuberkulosis Paru, Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta: UI